Pages

Senin, 04 Juni 2012

Pembelajaran Tematik


Pengembangan silabus pembelajaran   tematik
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
 “pembelajaran tematik



Disusun oleh:
Siti munawaroh           210 906 050

Dosen pengampu:
Kurnia hidayati M. Pd.

JURUSAN TARBIYAH
SEMESTER VI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
2011

PENDAHULUAN
A.    Latar belakang masalah
Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model tematik di sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah sebagai sesuatu yang relatif baru dalam implementasi kurikulum di Indonesia. Hai ini harus didukung oleh kemampuan dan kesiapan guru yang optimal dan berbagai perangkat alat dan media yang memadai. Keberahsilan pelaksanaan pembelajaran tematik ini sangat ditentukan oleh bagaimana guru mampu menyusun perancangan pembelajaran dan skenario pembelajaran yang tepat dan dikemas dengan memperhatikan karakteristik siswa-siswi. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang perancangan pembelajaran tematik. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

B.     Rumusan masalah
1.      Pengembangan silabus pembelajaran tematik
2.      Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar
3.      Perumusan indikator keberhasilan belajar
4.      Identifikasi materi pokok
5.      Penentuan pengalaman belajar
6.      Penentuan jenis penilaian
7.      Penentuan alokasi waktu
8.      Penentuan media/sumber pembelajaran
9.      Menyusun silabus pembelajaran

PEMBAHASAN

A.    Pengembangan Silabus Pembelajaran Tematik
Pelaksanaan pembelajaran tematik perlu diupayakan adanya penyediaan interaksi pembelajaran yang dapat meningkatkan proses belajar siswa secara menyeluruh melalui kegiatan penghubung gagasan/konsep pada matapelajaran lainnya.keberhasilan pelaksanaan pembelajaran tematik ini sangat ditentukan oleh bagaimana guru mampu menyusun perancangan pembelajaran dan skenario pembelajaran yang tepat dan dikemas dengan memperhatikan karakteristik siswa-siswi. Proses pengembangan silabus tematik yaitu[1] :
1.      Perencanaan
Mengumpulkan informasi dan referensi, yang dapat dilakukan dengan  memanfaatkan perangkat teknologi dan informasi seperti komputer dan internet
Mengidentifikasi dan mengkaji sumber belajar yang diperlukan dalam pengembangan silabus.
2.      Pelaksanaan
·         Merumuskan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran, serta menentukan kompetensi dasar, materi standar, hasil belajar dan indikator hasil belajar
·         Menentukan strategi, metode dan teknik pembelajaran
·         Menentukan alat evaluasi berbasis kelas, dan alat ujian berbasis sekolah sesuai dengan visi dan misi sekolah
·         Menganalisis kesesuaian silabus dengan pengorganisasian pengalaman belajar dan waktu yang tersedia
3.      Penilaian
Penilaian silabus harus dilakukan secara berkala dan berkesinambungan
4.      Revisi
·         Setiap silabus yang dikembangkan perlu diuji kelayakannya melalui analisis kualitas silabus, penilaian ahli, dan uji lapangan.
·         Revisi dilakukan berdasarkan hasil uji kelayakan.
·         Revisi dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan.
·         Revisi dilakukan setiap saat sebagai upaya aktualisasi materi dan peningkatan kualitas yang berkelanjutan.
·         Revisi dilakukan sejak awal penyusunan hingga pelaksanaan di kelas berlangsung.
Langkah-langkah dalam merancang pembelajaran tematik dilakukan dengan tujuh langkah, yaitu[2]:
1.      Tetapkan mata pelajaran yang akan dipadukan.
2.      Pelajari kompetensi dasar pada kelas dan semester yang sama dalam setiap matapelajaran.
3.      Pelajari hasil belajar dan indikator hasil belajar dalam setiap matapelajaran.
4.      Pilih dan tetapkan tema pemersatu.
5.      Buatlah pemetaan keterhubungan kompetensi dasar setiap mata pelajaran dengan tema pemersatu.
6.      Susun silabus pembelajaran dengan mengaitkan topik dan kompetensi dasar setiap matapelajaran
7.      Susun satuan pembelajaran tematik.
Menurut Salim (1987) silabus dapat didefinisikan sebagai garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran. Istilah silabus digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa-siswi dalam rangka pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Menurut Trianto (2007) silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran atau tema atau yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Beberapa prinsip yang mendasari dalam pengembangan silabus, antara lain: ilmiah, relevan, sistematis, konsistem,memadai, aktual dan kontekstual, fleksibel dan menyeluruh (Muslich, 2007). Menurut Saud (2007) prinsip-prinsip pengembangan silabus pembelajaran tematik adalh sebagai berikut:
1.      Disusun berdasarkan prinsip ilmiah, dalam arti materi pembelajaran tematik yang disajikan dalam silabus harus memenuhi kebenaran dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
2.      Ruang lingkup dan urutan penyajian materi pembelajaran dalam silabus, termasuk kedalaman dan tingkat kesulitannya disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan siswa-siswi, serta cukup memedai untuk menunjang tercapainya penguasaan kompetensi dasar.
3.      Penyusunan silabus dilakukan secara sistematis, artinya semua komponen yang ada dalam silabus tersebut harus merupakan satu kesatuan yang saling terkait untuk mencapai kompetensi dasarr yang telah ditentukan.
4.      Silabus disusun berdasarkan bagan/matrik keterhubungan kompetensi dasar dan tema pemersatu yang telah dikembangkan.
5.      Dalam memilih aktifitas belajar siswa, ciptakan berbagai kegiatan yang sesuai dangan kompetensi dasar dan pemersatu.
6.      Kompentensi dasar setiap mata pelajaran yang tidak bisa dikaitkan dalam pembelajaran tematik di susun dalam silabus tersendiri .
Silabus pembelajaran tematik dikembangkan dengan menggunakan pendekatan sistem,yang di dalamnya komponen-komponen yang ada di dalamnya saling berhubungan satu sama lain dalam rangka mencapai kompetensi dasar yang telah di tetapkan. Komponen silabus tersebut terdiri atas : (a) identifikasi mata pelajaran yang akan di padukan; (b) kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator yang harus di kuasai siswa-siswi; (c) materi pokok yang mengacu pada suatu tema yang akan di sajikan; (d) alternatif strategi pembelajaran yang akan di gunakan; (e) alokasi waktu yang di perlukan.
B.     Penetapan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar[3]
Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana tercantum dalam standar isi, dengan memperhatikan (a) urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan tingkat kesulitan materi; (b) keterkaitan antar standar kompetensi dasar dalam matapelajaran; dan (c) keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.[4]
Kompetensi dasar berisi mengenai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai siswa-siswi dalam rangka pencapaian standar kompetensi pada masing-masing mata pelajaran yang akan dipadukan. 
Dalam penyusunan silabus guru harus mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar dari berbagai mata pelajaran untuk merumuskan keterpaduan atau keterkaiatan antara satu mata pelajaran   dengan mata pelajaran yang lain. Setelah mencermati standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk tiap-tiap mata pelajaran. Maka kita perlu mengidentifikasi keterhhubungan standar kompetensi dan kompetensi dasar dari tiap-tiap mata pelajaran. Identifikasi ini akan memberi kemudahan dalam menentukan materi pokok atau indikator pencapaian kompetensi. Melakukan identifikasi dan analisis untuk setiap SK, KD dan indikator yang cocok untuk setiap tema sehingga terbagi habis, akan tetapi untuk SK dan KD yang tidak dapat dipadukan dengan mata pelajaran lain maka disajikan secara tersendiri.

C.     Perumusan Indikator Keberhasilan Belajar
Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda, perbuatan dan respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik.
Tahap-tahap Pengembangan KD menjadi sejumlah indikator yaitu sebagai berikut:[5]
1.      Melakukan analisis KD yang akan dikembangkan menjadi sejumlah indikator yang mencakup salah satu atau dua  dari tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
2.      Memilih KKO (kata kerja operasional) yang sesuai dengan masing-masing aspek untuk merumuskan indikator sementara.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan dapat di observasi. Indikator digunakan sebagi dasar untuk menyusun alat penilaian.

D.    Identifikasi Materi Pokok
Mengidentifikasi materi pokok yang menunjang pencapaian standar kompetensi  dan kompetensi dasar dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:
1.      Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual peserta didik.
2.      Kebermanfaatan bagi pesrta didik
3.      Struktur keilmuan
4.      Kedalaman dan keluadan materi
5.      Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan
6.      Alokasi waktu
Materi pokok berisi pokok-pokok bahan pembelajaran yang harus dipelajari siswa-siswi sebagai sarana untuk pensapaian kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Guru memiliki tugas untuk menjabarkan materi pokok kedalam materi pembelajaran tematik dengan mengacu pada tema yang akan disajikan. Cara penulisannya, jika kompetensi dasar biasanya dirumuskan dalam bentuk kata kerja, maka materi pembelajaran dirumuskan dalam bentuk kata benda atau kata kerja yang dibedakan.
Dalam penentuan pembelajarn tematik perlu diperhatikan apakah sifatnya berupa fakta, konsep, prinsip atau prosedur. Hal ini akan berpengaruh terhadap strategi pembelajaran, alat dan media pembelajaran yang akan digunakan. Keluasan cakupan materi berkaitan dengan banyaknya materi yang dimasukkan sebagai materi pembelajaran tematik, sedangkan kedalaman materi menyangkut seberapa deteil konsep-konsep yang terkandung dalam materi pembelajaran tematik tersebut harus dipelajari atau dikuasai siswa-siswi.
E.     Penentuan Pengalaman Belajar
Pengalaman belajar merupakan kegiatam mental dan fisik yang dilakukan siswa-siswi dalam berinteraksi dengan sumber belajar melalui pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan mengaktifkan peserta didik.
Strategi pembelajaran merupakan prosedur umum kegiatan pembelajaran tematik yang akan dilaksakan, baik yang menyangkut kegiatan tatap muka yaitu interaksi langsung antara guru dengan siswa dengan guru, maupun non-tatap muka yaitu kegiatan mempraktikkan,  mensimulasikan, eksperimen, mengamati, menelaah dan lain-lain.
Strategi pembelajaran yang ditulis dalam silabus haruh berupa alternatif-alternatif kegiatan atau pengalaman belajar unik dan spesifik yang sesuai dengan materi pembelajaran dan dapat menunjang penguasaan kompetensi dasar yang telah ditentukan.
Penentuan strategi dalam pembelajaran tematik harus memungkinkan terjadinya pengalaman belajar dan bermakna bagi peserta didik, untuk itu diperlukan sebbagai sumber belajar baik berupa objek langsung maupun objek tidak langsung dan perlu juga dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat kontekstual karena peserta didik akan belajar dengan baik bila apa yang dipelajarinya terkait dengan apa yang telah diketehuinya dan kegiatan yang terjadi di sekelilingnya. Akan lebih sempurna lagi jika peserta didik diberi pengalaman-pengalaman belajar yang diarahkan kepada pemerolehan kecakapan hidup (life skills) yang sangt diperlukan bagi kahidupan dilingkungannya.

F.      Penentuan Jenis Penilaian
Penilaian adalah proses pengumpukan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar setiap siswa. Penentuan bentuk instrumen yang akan digunakan harus mengacu kepada indikator pencapaian yang telah dirumuskan.[6]
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis,
Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis maupun lesan, pengamatan kinerja, sikap, penilaian hasil karya berupa projek atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian yang dipilih bergantung pada rumusan indikatornya.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dari hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.

G.    Penentuan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada sejumlah minggu efektif dan alokasi mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar.[7]
Dalam penentuan alokasi waktu ini, guru perlu mempertimbangkan tingkat kesulitan, ruang  lingkup atau cakupan, serta tingkat kepentingan materi pembelajaran yang dipelajari. Pertimbangkan pula, apakah penyajian materi itu bisa dilakukan guru secara langsung didalam kelas atau memerlukan kunjungan ke objek-objek tertentu di luar kelas.
Dalam mengalokasikan waktu, guru harus memperhatikan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk setiap semester. Dalam Kerangka Dasar Kurikulim 2006, minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (2 semester) adalah sekitar 34 minggu. Untuk kelas awal SD/MI (kelas 1 dan 2) alokasi total yang disediakan adalah 30-31 jam pelajaran per minggu, sedangkan untik kelas tinggi (kelas 3-6) alokasi waktu total yang disediakan adalah 32 jam untuk kelas 3 dan 36 jam pelajaran untuk kelas 4,5,6 per minggu. Satu jam tatap muka dilaksanakan selama 35 menit (kelas awal) dan 40 menit (kelas tinggi).

H.    Penentuan Media/Sumber Pembelajaran
Sumber belajar segala sesuatu yang ada disekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar.[8] Implementasi pemanfaatan sumber belajar didalam proses pembelajaran sudah tercantum dalam kurikulum. Proses pembelajaran yang efektif adalah proses pembelajaran yang menggunakan berbagai ragam sumber belajar.
Dalam buku instructional technologies the definition and domains of the field (1994), AECT (association for educational communication and technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar, yaitu:
1.      Pesan (massage)
Pesan merupakan sumber belajar yang meliputi pesan formal yang disampaikan guru dalam pembelajaran dan pesan dibuat dalam bentuk dokumen seperti kurikulum, peraturan pemarintah, perundangan, GBPP, silabus, satuan pembelajaran dan sebagainya.
2.      Orang (people)
Setiap orang pada dasarnya dapat berperan sebagai sumber belajar, namun secara umum dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu orang yang didesain khusus sebagai sumber belajar yaitu seperti guru, konselor, instruktur dan sebagainya, dan orang yang mempunyai profesi selain dilingkungan pendidikan yaitu politisi, pertanian, tenaga kesehatan dan sebagainya.
3.      Bahan (matterials)
Bahan merupakan suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan pembelajaran, seperti buku paket, buku teks, modul, program video dan sebagainya.
4.      Alat (device)
Alat yang dimaksud disini adalah benda-benda yang berbentuk fisik sering disebut juga dengan perangkat keras (hardware). Alat ini berfungsi untuk menyajikan bahan-bahan pada butir 3 diatas. Alat ini berupa OHP, film, tape recorder, slide projector dan sebagainya.
5.      Teknik
Teknik yang dimaksud adalah cara (prosedur) yang digunakan orang dalam memberikan pembelajaran guna tercapai tujuan pembelajaran. Didalamnya mencakup ceramah, permainan/simulasi, tanya jawab, sosiodrama dan sebaginya.
6.      Latar (setting)
Latar/lingkungan yang berada di dalam lingkungan sekolah maupun lingkungan yang berada di luar lingkungan sekolah, baik sengaja dirancang maupun yang tidak secara khusus disiapkan untuk pembelajaran.




DAFTAR PUSTAKA
Basuki , Retno widyaningrum, Langkah-langkah Mengembangkan silabus(Yogyakarta: apustaka Felicha, 2010) 11
Buku Lapis PEMBELAJARAN TEMATIK



[2] PAKET LAPIS PEMBELAJARAN TEMATIK
[3] Ibid, 2 Paket
[4] Basuki , Retno widyaningrum, Langkah-langkah Mengembangkan silabus(Yogyakarta: apustaka Felicha, 2010) 11
[5] Basuki , Retno, Langkah-langkah. 14-15
[6] Basuki , Retno , Langkah-langkah. 26
[7] Basuki , Retno , Langkah-langkah. 29
[8] Basuki , Retno , Langkah-langkah.30-31

3 komentar:

  1. makalahnya sebenarnya udah baik, akan lebih baik lagi apabila disertai contoh........

    BalasHapus
  2. bagaimana cara seorang pendidik dalam memilih silabus yang baik...?

    BalasHapus
  3. tolong berikan contoh tiap-tiap poin dalam langkah-langkah penyusunan silabus!

    BalasHapus